etalasemuslim.com

Banner Atas

Jumat, 30 September 2011

AIR MATA RASULULLAH


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,'Siapakah itu wahai anakku?' 'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. 'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. 'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. 'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. 'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi. 'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?' 'Jangan khawatir, wahai Rasul Allah! aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.


Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.' Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'


Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum' 'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antara kalian'. Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


'Ummatii, ummatii, ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'... Maka, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi.
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Rabu, 14 September 2011

TANDA-TANDA SEBELUM DATANGNYA KEMATIAN


Tanda 100 Hari Sebelum Meninggal:

Ini adalah tanda pertama dari Tuhan kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Semua orang akan mendapat tanda ini, hanya saja banyak yang tidak menyadarinya.

Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Ashar, seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil, contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.... ..

Tanda ini rasanya nikmat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik di hati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.

Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa ada manfaat.

Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.



Tanda 40 hari Sebelum Meninggal:


Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Ashar, bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya diatas arash ALLAH SWT, maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang masa.

Akan terjadi malaikat maut ini memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung dan linglung seketika.

Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.


Tanda 7 Hari Sebelum Meninggal:

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan dimana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba ia berselera untuk makan.


Tanda 3 Hari Sebelum Meninggal:

Pada saat ini akan terasa denyutan di bagian tengah dahi kita, yaitu di antara dahi kanan dan kiri, jika tanda ini dapat dirasa maka berpuasalah kita sejak saat itu supaya perut kita tidak mengandung banyak na'jis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti.

Saat itu juga, mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit, hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dilihat jika kita melihatnya dari bagian sisi.
Telinganya akan layu, bagian ujungnya akan berangsur-angsur masuk ke dalam.
Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakan.


Tanda 1 Hari Sebelum Meninggal:


Akan berlaku sesudah Ashar ketika kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun-ubun dimana ini menandakan kita tidak akan sempat menemui waktu ashar keesokan harinya.


Tanda Akhir Hidup:

Akan terjadi keadaan bahwa kita akan merasakan sejuk di bagian pusat dan rasa itu akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bagian Halkum. Ketika hal itu terjadi, hendaklah kita terus mengucapkan kalimat SYAHADAT dan berdiam diri untuk menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada-Nya yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan kita pula.


Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kematian tersebut!! Karena kita pasti akan merasakannya juga bila tiba waktunya menjemput kita...

Rabu, 07 September 2011

KISAH KEMULIAAN HATI NABI MUHAMMAD SAW.


Cerita pertama adalah cerita nabi Muhammad,S.A.W sebelum wafat,
perhatikan betapa mulianya hati nabi, Disaat beliau sakit parah dan menjelang ajal pun ia masih ingat umatnya , Ketika hendak shalat beliau pingsan, dan ketika sadar yang ditanyakan pun masih umatnya. Simak cerita ini bukti kecintaan kepada umatnya.

Untuk yang sudah pernah baca atau dengar ini, ane cuma mengulangi dan memberikan pesan kesesama muslim, dan untuk yang belum silahkan simak semoga menentramkan hati.


Walaupun penyakit yang diderita Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat parah,akan tetapi beliau masih sempat menunaikan semua shalatnya bersama jama’ah para sahabatnya hingga hari itu, yakni hari kamis, empat hari sebelum wafat, dan pada hari itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menunaikan shalat maghrib bersama mereka, pada saat itu beliau membaca surat “al-Mursalat.” (HR. al-Bukhari dari Umu Fadhl Bab Sakitnya Nabi)

Pada waktu isya’, sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam smakin parah, hingga beliau tidak bisa ke masjid.’Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:”Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:”Apakah orang-orang telah menunaikan shalat?”Kami menjawab:”Belum wahai Rasulullah, akan tetapi mereka menunggumu.” Beliau berkata:”Siapkanlah untukku air di bejana.” Kami pun melaksanakannya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi, ketika hendak bangkit beliau pingsan, dan tak lama kemudian beliau sadar, dan bertanya:”Apakah orang-orang telah menunaikan shalat?.” Maka terjadilah untuk kedua dan ketiga kalinya apa yang terjadi sebelumnya, yakni mandi kemudian pingsan ketika hendak bangkit. Beliau menyuruh orang supaya Abu Bakar radhiyallahu 'anhu menjadi imam. Pada hari-hari tersebut Abu Bakar radhiyallahu 'anhu mulai shalat bersama mereka.(hadits mutafaq ‘alaihi)


Cerita yang kedua bukti toleransi Nabi terhadap sesama manusia, tidak memaksakan kehendak dan melindungi yang lemah, disini terpancar kemuliaan hati Nabi.

Pengemis Yahudi dan Rasullullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA..
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, Siapakah kamu? Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau). Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.

Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…


Ya Nabi…
Hatimu sangatlah mulia
Begitu besar kecintaanmu kepada Umat mu
Sedangkan kami sering kali melupakan mu
Di saat ajal menjemputpun yang kau ingat hanyalah kami
Bukan keluarga ataupun harta

Ya Nabi…
Semoga kami nanti bertemu dengan mu
Dan mudah-mudahan kami mendapatkan ridho mu
Tenangkanlah hati kami disaat orang lain terus menghujat mu
Tidak ada kata-kata yang tepat yang bisa menggambarkan kemuliaan hati mu

Ya Nabi…
Kami rindu pada mu…

Senin, 05 September 2011

ASAL USUL BAHASA


Hingga abad ke 18 dan masa pencerahan (sebuah gerakan intelektual Eropa), sebagian besar pemikiran mengenai asal-usul bahasa berasumsi bahwa bahasa dimulai sejak adam dan hawa di Taman Firdaus. Teori terbaru mengenai asal usul bahasa adalah bahwa gerakan-gerakan tangan sederhana digunakan sejak 6 atau 7 juta tahun yang lalu, tak lama setelah garis keturunan (evolusi) manusia terpisah dengan kera. Teriakan digunakan untuk seruan ketakutan atau ledakan emosi. Sekitar 5 juta tahun yang lalu, hominid awal yang dikenal sebagai Australopithecus mulai berjalan tegak, dan sebuah bentuk gerakan tangan yang lebih rumit mungkin digunakan sejak itu. Kemudian 2 juta tahun yang lalu, ukuran otak bertambah dan gerakan tangan digunakan dalam berbagai kombinasi untuk mengekspresikan gagasan, dan tetap menjadi cara komunikasi yang utama.

Sekitar 100.000 tahun yang lalu, homo sapiens mungkin telah mengubah cara komunikasi utama dari gerakan tangan dan muka menjadi vokalisasi dan penggunaan suara-suara yang berbeda untuk menyampaikan berbagai makna. Lambat laun, gerakan isyarat berkurang meskipun kita masih menggunakannya sekarang untuk menegaskan pembicaraan, bahkan saat kita melakukan komunikasi melalui telepon ketika orang yang kita ajak bicara diujung sana tidak bisa melihat gerakan kita.

Bahasa lisan paling tua hampir bisa dipastikan adalah bahasa Maya yang telah ada sejak tujuh ribu tahun yang lalu ketika suku Maya bermigrasi ke selatan menuju Meksiko. Ada 30 bahasa Maya sebagai bahasa lisan sekarang ini, masing-masing begitu dekat hubungannya sehingga para ahli bahasa percaya seluruh bahasa itu berasal dari satu bahasa proto-Maya.

Sedangkan bahasa tulisan pertama dikembangkan oleh bangsa Sumeria sejak lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Bahasa tulisan pertama saat itu adalah "Cuneiform". Hurufnya berbentuk paku yang aneh dan itu merupakan pengembangan piktogram-piktogram yang lebih awal. Cuneiform adalah bahasa pertama yang bisa menyampaikan ide-ide dan suara-suara abstrak. Hanya ada 2 angka dalam cuneiform, bentuk paku vertikal atau angka satu dan bentuk paku horisontal untuk angka sepuluh.

DAJJAL

Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa


Pertanyaan: Kami pernah mendengar tentang cerita fitnah Dajjal, bahwa ia menyuruh langit menurunkan hujan, menyuruh bumi untuk menumbuhkan tanaman, atau membawa dan melihat perbendaharaan bumi, ia membunuh seseorang dan menghidupkannya lagi. Dan orang-orang yang mengajar kami berkata: ‘Tidak benar yang dilakukan Dajjal, ia hanyalah khayalan yang menipu pandangan manusia padanya,’ berilah penjelasan kepada kami?

Jawaban: Diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Dajjal akan muncul di akhir zaman, ia akan berkata kepada langit, "Hujanlah, maka ia menurunkan hujan. Ia berkata kepada bumi, "Tumbuhlah, maka ia menumbuhkan tanaman. Ia membunuh seseorang yang beriman, kemudian ia berkata kepadanya, "Bangunlah, maka ia bangun dan Dajjal berkata kepadanya: Aku adalah tuhanmu, mukmin itu menjawab, "engkau bohong, akan tetapi engkau adalah si buta pendusta yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, demi Allah, tidaklah aku percaya padamu kecuali keyakinan (bahwa engkau adalah pembohong). Dan sesungguhnya ia ingin membunuhnya setelah itu namun tidak bisa. Sesungguhnya ia (Dajjal) mengaku sebagai tuhan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan tiga tanda kedustaannya dalam pengakuan sebagai tuhan:

Pertama, bahwa mata sebelah kirinya buta, dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak buta.

Kedua, bahwa tertulis di antara kedua belah matanya ‘kafir’ yang dibaca setiap muslim yang pandai membaca dan yang tidak.

Ketiga, bahwa ia dilihat di dunia dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak bisa dilihat oleh seseorang kecuali ia telah mati.



Hal itu ditunjukkan oleh hadits Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu dalam riwayat Muslim pada bab Fitnah Dajjal pada sabdanya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia datang kepada suatu kaum, lalu mengajak mereka. Maka mereka beriman dengannya dan menerima ajakannya. Ia menyuruh langit (untuk hujan) maka ia menurunkan hujan dan menyuruh bumi (untuk menumbuhkan tanaman) lalu ia menumbuhkan( tanaman) hingga sabdanya tentang Dajjal: kemudian ia memanggil seorang laki-laki yang kuat lalu menebasnya dengan pedang, memotongnya dua bagian yang tepat lalu ia memanggilnya, maka ia datang, muka berseri dan tertawa.” (HR. Muslim 2937).


Dan dalam riwayat Muslim rahimahullah yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dalam sabdanya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Pada hari itu keluarlah seorang laki-laki sebaik-baik manusia atau dari sebaik-baik manusia, lalu ia berkata kepadanya (Dajjal): ‘Aku bersaksi bahwa engkau adalah Dajjal yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami.’ Dajjal berkata: ‘Bagaimana pendapatmu jika aku membunuh ini kemudian menghidupkannya, apakah kamu ragu dalam perkara? Mereka menjawab: Tidak. Lalu ia membunuhnya, kemudian menghidupkannya. Lalu ia berkata ketika ia menghidupkan: Demi Allah, sebelumnya aku belum pernah merasa lebih melihat (mengerti, paham) dari pada aku sekarang.’ Beliau bersabda: ‘Maka Dajjal ingin membunuhnya namun ia tidak bisa melakukannya.’ (HR. Muslim 2937)..

Dan dalam riwayat Muslim rahimahullah pula:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada air dan api bersama Dajjal, maka apinya adalah air yang dingin dan airnya adalah api, maka janganlah kamu binasa.” (HR. al-Bukhari 7130 dan Muslim 2934).
Dan yang terakhir inilah yang dikatakan padanya: bahwa ia adalah khayalan (qamrah).

Dan cerita lainnya dari yang disebutkan dari ceritanya bukanlah khayalan, akan tetapi kenyataan yang diberlakukan Allah subhanahu wa ta’ala di atas tangannya untuk menjadi cobaan yang berbeda dengannya yang baik dari yang buruk, disertai adanya hujjah atas kebohongannya dalam pengakuannya terhadap ketuhanan.

Imam Muslim radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb menceritakan kepada kami, ia berkata: Walid bin Muslim menceritakan kepada kami. Ia berkata: Abdurrahman bin Yazid bin Jabir menceritakan kepada saya. Ia berkata: Yahya bin Jabir ath-Tha’i qadhi Himsy (Aleppo, Siria) menceritakan kepada saya. Ia berkata, "Abdurrahman bin Jubair menceritakan kepada kami. Dari bapaknya Jubair bin Nufair al-Hadhrami, sesungguhnya ia mendengar Nawwas bin Sam’an al-Kilabi radhiyallahu ‘anhu.

Semoga kita terhindar dari keburukan fitnah-fitnah Dajjal


Wabillahittaufiq, semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Fatawa Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa 3/102-104.

Minggu, 04 September 2011

5 KESALAHAN NABI MUHAMMAD SAW. SEMASA HIDUPNYA


Salah satu doktrin utama dalam agama Islam adalah bahwa semua utusan Allah itu maksum. Artinya semua tindak langkah para Rasul itu steril dari kesalahan. Setiap apa yang disampaikannya pasti benar sebab peluang kesalahan telah ditutup rapat. Amaliah yang mereka lakukan hanya terbatas pada pekerjaan yang berhukum wajib dan sunat, tidak sampai pada ranah mubah, apalagi makruh dan haram.
Semua itu, sekali lagi, merupakan pemahaman-pemahaman aksiomatis dalam Islam dan benar adanya. Namun masalah yang muncul kemudian adalah, bahwa secara eksplisit dan implisit ternyata al-Quran menyebutkan jika Nabi Muhammad beberapa kali melakukan ‘kesalahan’. Di antara kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, ketika Abdullah Bin Ubai Bin Salul, pentolan orang-orang munafik, meninggal, Rasulullah menyalati dan mendoakannya. Oleh sebab itu lalu Allah menegurnya: “Janganlah sekali-kali kamu menyalati (jenazah) seorang yang mati dari mereka (munafik), dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di atas kuburan mereka. Sesungguhnya mereka telah kafir pada Allah dan utusannya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS. At-Taubah [09]: 84).

Kedua, Nabi Muhammad pernah mengharamkan madu dan budak perempuannya untuk diri beliau sendiri yang notabenenya dihalalkan oleh Allah. Karena itu Allah menegur beliau dengan firman-Nya berikut: “Wahai Nabi (Muhammad), mengapa kamu mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah padamu. Kamu ingin menyenangkan hati istri-istrimu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS At-Tahrim [66]: 4).

Ketiga, Nabi Muhammad memberi toleransi kepada orang-orang munafik untuk tidak mengikuti perang Tabuk, lalu Allah menegur beliau melalui firman-Nya: “Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin (untuk tidak mengikuti perang Tabuk) sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar uzur (berhalangan) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” (QS At-Taubah [09]: 43).

Keempat, Nabi Muhammad mendapat teguran dari Allah atas kebijakan beliau mengambil tebusan dari para tawanan perang Badar. Allah berfirman yang artinya: “Tidak pantas bagi seorang Nabi mempuyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuh-musuhnya di muka bumi. Kau menghendaki harta duniawi sedang Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu), dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Anfal [08]: 68).

Kelima, pada peristiwa perang Uhud Nabi Muhammad mengalami luka-luka yang cukup parah, sedangkan orang-orang Islam banyak yang melarikan diri, sehingga beliau emosi dan berkata “Akankah selamat suatu kaum jika melakukan hal seperti ini pada nabinya?!” Lalu Allah menegur beliau: “Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka.” (QS Ali Imran [03]: 128).

Dari lima fakta yang dipaparkan dalam al-Qur’an di atas, tentu saja secara awam dapat dipahami jika Rasulullah ternyata pernah melakukan sejumlah ‘kesalahan’. Dengan demikian di sini jelas terjadi kontradiksi antara sifat maksum yang harus ada pada setiap Rasul dan ‘kesalahan-kesalahan’ yang telah dipaparkan di atas. Lalu bagaimana kita memahami dan menaggapi kenyataan ini?

Rasulullah juga manusia, jadi tidak bisa terlepas dari sifat-sifat yang manusiawi (al-A‘râdhul-Basyariyah). Beliau makan, minum, tidur, sakit, gembira, susah dan lain sebagainya. Sebagai manusia, beliau juga bisa ‘lupa’ dan ‘salah’. Kejadian-kejadian di atas merupakan refleksi dari al-a‘râdhul-basyariyah beliau. Namun kemudian timbul pertanyaan: apakah hal tersebut tidak bertolak belakang dengan sifat maksum yang dimiliki oleh Nabi Muhammad? Jawabannya tentu “sama sekali tidak”. Bahkan sebaliknya, hal tersebut justru semakin mengukuhkan sifat kemaksuman beliau.

Kalau kita cermati kejadian-kejadian di atas secara spesifik, maka akan kita dapati bahwa setiap kali Rasulullah melakukan ‘kesalahan’, pasti Allah akan menegurnya. Hal tersebut sama sekali tidak merusak konsep maksum yang melekat pada beliau, namun justru semakin menguatkan pemahaman bahwa setiap apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pasti benar dan terbebas dari setiap bentuk kesalahan. Sebab setiap kali beliau melakukan ‘kesalahan’ pasti akan ada teguran langsung dari Allah, sehingga beliau akan segera meralat ‘langkah salah’ tersebut.

Dari fakta-fakta empiris di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep maksum yang ada pada diri para Rasul bukan berarti mereka tidak pernah salah. Akan tetapi ketika mereka melakukan kesalahan, maka akan datang teguran dan peringatan langsung dari Allah dan mereka akan segera memperbaiki kesalahan tersebut. Sebuah rumah dikatakah bersih, bukan berarti rumah tersebut tidak pernah kotor. Tapi ketika ada kotoran maka segera dibersihkan.

Hal yang perlu dicatat di sini adalah bahwa dibalik ‘kesalahan-kesalahan’ yang diperbuat para Rasul terdapat banyak hikmah. Di antaranya, kesalahan tersebut merupakan bagian dari proses Tasryî‘ul-Ahkâm (pemberlakuan suatu hukum) dan dalam rangka memberi contoh berijtihad.

Juga perlu diingat, standard kesalahan pada diri para Rasul tidak sama dengan standard manusia pada umumnya. Suatu perbuatan yang dianggap wajar jika dilakukan manusia biasa, bisa jadi perbuatan tersebut salah jika dinisbatkan kepada para Rasul. Sebagai contoh peristiwa dalam perang uhud. Tentu sangat manusiawi jika seseorang emosi ketika mengalami hal sebagaimana dialami oleh Rasul tadi. Tapi karena yang melakukannya adalah seorang Nabi, maka hal tersebut dianggap suatu kesalahan. “Sesungguhnya dalam diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagimu.” (QS Al-Ahzab [33]: 21).

7 MANUSIA YANG MENDAPATKAN PERLINDUNGAN ALLAH SWT.


Berkata Abu Hurairah r.a: bahwa Nabi saw. telah bersabda: ”Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah,yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya,dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary – Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu :

1. Pemimpin yang adil. Menjadi pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan pikiran,perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan memanfaatkan kepemimpinan itu sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau haram. Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil,Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak.

2. Anak muda yang saleh. Masa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.

3. Orang yang hatinya terikat pada mesjid. Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid”seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.

4. Bersahabat karena Allah. Poin ini terambil dari kalimat “dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat material,namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita berbuat baik, kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.

5. Mampu menghadapi godaan lawan jenis. Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat. Di sini digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.

6. Ihklas dalam beramal. “Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita bersedekah sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran?
Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, ”Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah 2: 271)


7. Zikir kepada Allah dengan khusyu. “Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata.” Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.